Banyak mitos yang mengatakan bahwa buah yang populer di Indonesia dengan nama terung ini membuat badan menjadi lemas dan tak bertenaga. Tetapi, mitos tinggalah mitos. Fakta berbicara bahwa buah yang disebut masyarakat India sebagai rajanya sayur ini justru mendongkrak gairah seksual. Karenanya, terung atau aubergine disebut-sebut termasuk dalam kelompok afrodisiak. Yang juga tidak mengherankan, buah ini pun cenderung dikaitkan dengan "modal kejantanan".
Terung tidak hanya populer di dapur Indonesia untuk dijadikan terung balado. Dapur Mediterania, misalnya, telah bersahabat dengannya sejak lama. Perjalanan ketenarannya dimulai dari tanah India semenjak Abad Pertengahan. Para pedagang Arab kemudian membawanya hingga menyentuh daratan Asia Barat dan Afrika, lalu mampu tumbuh dan berkembang di sana. Sifatnya yang mudah beradaptasi dengan iklim mana pun ini menjadikan Eropa sebagai ladang barunya. Sejauh mata memandang, memang warna ungu mengilap yang begitu akrab dengannya. "Putih, hijau, kuning, dan oranye juga sebenarnya termasuk varietas terung. Sayangnya, begitu sulit diperoleh di pasar lokal dan memang warna ungulah yang mendominasi," ujar Head Chef Hotel Rivai, Park Lane, Mikael Do Van.
Menurutnya, terung dengan warna ini bisa didapatkan di Eropa, namun dengan bentuk dan kualitas berbeda. "Terung Eropa juga memiliki rasa yang tidak pahit," katanya. "Ini terbukti melalui Aubergines Gourmandes yang saya buat. Terung saya buat menjadi Caviar Aubergines yang lembut dengan sensasi manis," tambah Mikael. Soal rasa, terung mentah memiliki rasa agak pahit, terutama bila yang didapatkan adalah produk lokal. Sehingga menurut Daniel Kusser, Executive Chef JW Marriot Jakarta, harus dilakukan beberapa hal tertentu demi mengurangi rasa pahitnya. "Baiknya adalah dengan selalu memasak terung dan tidak menyajikannya mentah-mentah. Bisa dilakukan dengan menumis, mengukus, merebus, bahkan menggorengnya," jelas Daniel.
Hanya saja, kata Daniel, jika ingin menjadikannya sebagai bahan utama, akan lebih baik bila ditaburi garam terlebih dahulu. Pemberian garam dimaksudkan untuk menyerap kegetiran alaminya. Soal pemakaiannya dalam menu, Daniel mengungkapkan tidak ada batasan untuk mengkreasikan si ungu ini. Tidak tertutup kemungkinan untuk menjadikan terung sebagai dessert, yakni menjadi es krim. "Hampir seluruh dapur negara memiliki sajian khususnya, Prancis dengan Ratatouille, Turki dengan Baba Ganoush, dan yang paling lezat yakni Parmiziano di Milanzane ala Italia," jelas Daniel Yang mengejutkan, penyebab rasa getir terung adalah kandungan zat nikotin di dalamnya.
New England Journal of Medicine pernah menyebutkan bahwa terung memiliki konsentrasi nikotin yang tertinggi untuk jenis sayuran. Mengonsumsi 10 kg terung setara dengan menghisap satu batang rokok. Namun tak perlu khawatir. Seperti yang pernah dikutip New York Times, zat yang dikandungnya adalah nicotin acid yang struktur molekulnya mirip dengan nikotin. Tetapi tidak menimbulkan adiksi, justru sebagai sumber zat yang bagi niacin, vitamin esensial untuk fungsi otak dan darah.
Banyak mitos yang
mengatakan bahwa buah yang populer di Indonesia dengan nama terung ini
membuat badan menjadi lemas dan tak bertenaga. Tetapi, mitos tinggalah
mitos.
Fakta berbicara bahwa buah yang disebut masyarakat India sebagai rajanya
sayur ini justru mendongkrak gairah seksual.
Karenanya, terung atau aubergine disebut-sebut termasuk dalam kelompok
afrodisiak. Yang juga tidak mengherankan, buah ini pun cenderung
dikaitkan dengan "modal kejantanan".
Terung tidak hanya populer di dapur Indonesia untuk dijadikan terung
balado. Dapur Mediterania, misalnya, telah bersahabat dengannya sejak
lama. Perjalanan ketenarannya dimulai dari tanah India semenjak Abad
Pertengahan.
Para pedagang Arab kemudian membawanya hingga menyentuh daratan Asia
Barat dan Afrika, lalu mampu tumbuh dan berkembang di sana. Sifatnya
yang mudah beradaptasi dengan iklim mana pun ini menjadikan Eropa
sebagai ladang barunya.
Sejauh mata memandang, memang warna ungu mengilap yang begitu akrab
dengannya. "Putih, hijau, kuning, dan oranye juga sebenarnya termasuk
varietas terung. Sayangnya, begitu sulit diperoleh di pasar lokal dan
memang warna ungulah yang mendominasi," ujar Head Chef Hotel Rivai, Park
Lane, Mikael Do Van.
Menurutnya, terung dengan warna ini bisa didapatkan di Eropa, namun
dengan bentuk dan kualitas berbeda. "Terung Eropa juga memiliki rasa
yang tidak pahit," katanya.
"Ini terbukti melalui Aubergines Gourmandes yang saya buat. Terung saya
buat menjadi Caviar Aubergines yang lembut dengan sensasi manis," tambah
Mikael.
Soal rasa, terung mentah memiliki rasa agak pahit, terutama bila yang
didapatkan adalah produk lokal. Sehingga menurut Daniel Kusser,
Executive Chef JW Marriot Jakarta, harus dilakukan beberapa hal tertentu
demi mengurangi rasa pahitnya.
"Baiknya adalah dengan selalu memasak terung dan tidak menyajikannya
mentah-mentah. Bisa dilakukan dengan menumis, mengukus, merebus, bahkan
menggorengnya," jelas Daniel.
Hanya saja, kata Daniel, jika ingin menjadikannya sebagai bahan utama,
akan lebih baik bila ditaburi garam terlebih dahulu. Pemberian garam
dimaksudkan untuk menyerap kegetiran alaminya.
Soal pemakaiannya dalam menu, Daniel mengungkapkan tidak ada batasan
untuk mengkreasikan si ungu ini. Tidak tertutup kemungkinan untuk
menjadikan terung sebagai dessert, yakni menjadi es krim.
"Hampir seluruh dapur negara memiliki sajian khususnya, Prancis dengan
Ratatouille, Turki dengan Baba Ganoush, dan yang paling lezat yakni
Parmiziano di Milanzane ala Italia," jelas Daniel
Yang mengejutkan, penyebab rasa getir terung adalah kandungan zat
nikotin di dalamnya. New England Journal of Medicine pernah menyebutkan
bahwa terung memiliki konsentrasi nikotin yang tertinggi untuk jenis
sayuran.
Mengonsumsi 10 kg terung setara dengan menghisap satu batang rokok.
Namun tak perlu khawatir. Seperti yang pernah dikutip New York Times,
zat yang dikandungnya adalah nicotin acid yang struktur molekulnya mirip
dengan nikotin. Tetapi tidak menimbulkan adiksi, justru sebagai sumber
zat yang bagi niacin, vitamin esensial untuk fungsi otak dan darah.
Read more http://www.infospesial.net/6582/fakta-tentang-terong-peningkat-garah-seks/
Read more http://www.infospesial.net/6582/fakta-tentang-terong-peningkat-garah-seks/
0 komentar:
Post a Comment